Monday, February 23, 2015

Memahami Epicycle

Dahulu kala, sekitar 1000 tahun sebelum masehi orang-orang masih berpatokan pada konsep geosentris yakni memposisikan bumi sebagai pusat alam semesta. Data-data pergerakan planet pada waktu itu (yang diamati melalui teleskop) sudah banyak tersedia. Ini kemudian coba dimodelkan untuk mencari tahu bagaimana lintasan planet-planet relatif terhadap bumi sebagai pusat tata surya (alam semesta). Namun ternyata data-data tersebut jika ditafsirkan dengan konsep geosentris, akan terlihat bahwa gerakan planet-planet yang diketahui pada saat itu, tampak sangat tidak beraturan. Dan ini sangat bertentangan dengan teologi bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan yang menyukai keteraturan.

Datang lah seorang Ptolemeus yang memberikan sebuah penjelasan bahwa lintasan planet-planet tersebut dapat dipandang sebagai lintasan titik dalam dalam geometri epicycle. Ini mampu menjelaskan keteraturannya yang diasumsikan berdasarkan kehendak Tuhan. Ptolemeus dan ilmuan-ilmuan sesudahnya kemudian berasumsi bahwa Tuhan sangat menyukai bentuk lingkaran.

Pada tulisan selanjutnya saya akan membuktikan bahwa dengan epicycle, kita bukan hanya bisa men-track lintasan planet dengan konsep geosentris, akan tetapi lintasan apa saja yang berbentuk kurva tertutup. Ini tidak lain merupakan implikasi dari analisis fourier yang secara kasar menegaskan bahwa semua fungsi perodik bisa dinyatakan sebagai penjumlahan dari fungsi-fungsi sinusoidal

Saya punya project di github tentang bagaimana epicycle dapat menghasilkan sebuah lintasan yang tidak teratur namun tetap berbentuk kurva tertutup.