Showing posts with label statistik. Show all posts
Showing posts with label statistik. Show all posts

Tuesday, July 15, 2014

Statistik Quick Count

"There are three kinds of falsehoods: lies, damned lies, and statistics." Benjamin Desraili
Kebenaran itu bukan ditentukan oleh siapa Anda, apa gelar Anda, seberapa cerdas Anda, tapi ditentukan oleh seberapa terbuka Anda untuk membuang kefanatikan di kepala Anda, lantaran terobsesi dengan seabrek pencapaian yang Anda miliki.
Sebuah kebenaran bisa dicapai melalui diskusi. Tapi yang aneh, tidak sedikit kita mendengar umpatan semisal, “gue itu doktor lulusan Harvard, lu siape?” yang hakikatnya pernyataan yang sangat takabur dalam menilai kemampuan orang lain dalam menggagaskan kebenaran. Bahkan seorang profesor hebat dalam matematika pun ketika dikatakan ada yang salah dengan tulisannya, biasanya dia langsung menanyakan salahnya di mana.
Jadi dalam tulisan ini, saya menyatakan saya bukan seorang ahli, saya hanya pencari kebenaran. Jika seorang men-self-declaration dirinya seorang ahli, berarti dia itu bukan ahli. Karena ada banyak celah yang bisa kita cari untuk menjungkirbalikkan pernyataannya tersebut.
Berbicara tentang quick count yang sekarang ini menjadi bahan olok-olokan di media, sebenarnya saya hanya mengajukan pertanyaan sederhana, yakni bagaimana bisa pernyataan yang didasarkan pada data dari sample sebuah populasi bisa mengganti data yang diperoleh dari keseluruhan populasi tersebut. Saya bahkan pernah baca sebuah handbook yang katanya mengatur tentang bagaimana membuat sebuah quick count walaupun kenyataannya di dalamnya tidak terdapat sebuah pun standar operasi (SOP) dalam statistik disebutkan. Sebuah kebenaran harus punya alur logika yang jelas. Dalam hal ini penarikan sampel ala quick count mestinya menyertakan argumen-argumen dasar tentang alasan kita untuk mempercayai kesimpulan yang dihasilkan melalui metode tersebut. Berbicara tentang statistik, sebenarnya saya juga bukan orang statistik, dan saya juga g pernah baca paper-paper tentang kelayakan penggunaan quick count dalam men-judge hasil pemilu sebuah negara. Tapi argumen fundamental saya berkenaan dengan pemilu Indonesia adalah senada dengan kalimat Desraili di atas, bagaimana kita bisa memastikan data dari 2 ribuan TPS bisa digunakan untuk menjudge data dari 500 ribuan TPS? Ingat 2/500 = 0.4 persen. Kecuali Anda orang dungu, Anda akan tahu seberapa kecil signifikansi nilai 0.4 persen terhadap kebenaran yang 100 persen. Saya g tau, apakah di Indonesia semuanya orang bodoh, tapi saya melihat bahwa quick count ini tidak lebih dari akal-akalan LSM-LSM global dalam mencari dana/duit.
Argumennya itu mana? Misalnya saja quick count diambil untuk 5 TPS dari 20 TPS di kampung saya. Dan pada akhirnya didapatkan dari 5 TPS tadi, pasangan X itu menang, maka apa dasar lembaga quick count untuk mengatakan kalo di 15 TPS yang lain si X tadi juga menang. Ingat lo, ini manusia yang punya pikiran yang complex, dalam satu keluarga aja orang beda plihan kok. Dalam satu Individu pun, hari ini bicaranya mau pilih X, nyatanya bisa jadi besok di TPS pilih Y (saya rasa Anda saksikan sendiri fenomena seperti ini), lantas bagaimana kita bisa menjudge-nya dengan begitu yakin? Bisa jadi yang terjadi adalah pembenaran lembaga quick count ini hanya didasarkan pada feeling saja: “ah, jangan-jangan si X memang menang di TPS yang lain.” Tapi kan feeling bukan fakta ilmiah. Untuk sampai pada tahap kebenaran yang mendekati 100 persen, makan argumen yang valid dan data yang melimpah harus tersedia dengan jelas.