Thursday, September 25, 2014

Membuat Syntax Highlighter di Web dengan Java (versi 1.0)

Dalam tulisan ini saya hanya berbagi sedikit pengetahuan dasar mengenai bagaimana menghighlight syntax pada website dengan java. Saya lagi mencari cara bagaimana agar String dan inline comment yang sebaris dengan kode program bisa ter-highlight juga. Tapi itu agak lumayan rumit. Mungkin saya perlu membongkar source code milik orang lain. Untuk memahaminya Anda hanya perlu mencari tahu tentang konsep regular expression di java. Ditambah pengetahuan dasar mengenai html misalnya perbedaan antara div dan span.

Walaupun masih sangat jauh dari harapan, tapi yang penting kita pahami dulu ide dasarnya Smile.


package com.fjr.java.syntax;

import java.io.BufferedReader;
import java.io.BufferedWriter;
import java.io.File;
import java.io.FileReader;
import java.io.FileWriter;
import java.io.IOException;
import java.util.regex.Matcher;
import java.util.regex.Pattern;

public class JavaSyntaxHighlighter {

static File input = new File("D:/testing html/Test.java") ;

static File output = new File("D:/testing html/Out.java");

static String regex1 = "";

static String[] keyword = {

"abstract", "continue" , "for", "new", "switch",
"assert", "default" , "goto" , "package", "synchronized",
"boolean", "do" , "if" , "private", "this",
"break" , "double" , "implements" , "protected", "throw",
"byte", "else" , "import" , "public" , "throws",
"case" , "enum" , "instanceof", "return", "transient",
"catch", "extends", "int", "short" , "try" ,
"char", "final", "interface", "static", "void",
"class" , "finally", "long" ,"strictfp" , "volatile",
"const", "float", "native" ,"super" , "while"
};

public static void main(String[] args) throws Exception{

if(! output.exists()){
output.createNewFile();
}

BufferedReader br = new BufferedReader(new FileReader(input));
BufferedWriter bw = new BufferedWriter(new FileWriter(output));
highlight(br, bw);
bw.close();
br.close();

System.out.println("FINISH");
}

static void highlight(BufferedReader br , BufferedWriter bw ) throws IOException{
String inputResult;
A: while((inputResult = br.readLine()) != null){
String hasil = inputResult;
String inlineComment = "";
// inline comment
if(hasil.matches("(\\w|[0-9]|\\s)*//(\\w|[0-9]|\\s)*")){
String temp[] = hasil.split("//");
if(temp.length > 1){
inlineComment = "" + s + "");
}

bw.write( hasil + inlineComment + "\n");
}
}
}


Hasilnya


import java.io.BufferedReader;
import java.io.BufferedWriter;
import java.io.File;
import java.io.FileReader;
import java.io.FileWriter;
import java.io.IOException;
import java.util.regex.Matcher;
import java.util.regex.Pattern;

public class JavaSyntaxHighlighter {

static File input = new File("D:/testing html/Test.java") ;

static File output = new File("D:/testing html/Out.java");

static String regex1 = "";

static String[] keyword = {

"abstract", "continue" , "for", "new", "switch",
"assert", "default" , "goto" , "package", "synchronized",
"boolean", "do" , "if" , "private", "this",
"break" , "double" , "implements" , "protected", "throw",
"byte", "else" , "import" , "public" , "throws",
"case" , "enum" , "instanceof", "return", "transient",
"catch", "extends", "int", "short" , "try" ,
"char", "final", "interface", "static", "void",
"class" , "finally", "long" ,"strictfp" , "volatile",
"const", "float", "native" ,"super" , "while"
};

public static void main(String[] args) throws Exception{

if(! output.exists()){
output.createNewFile();
}

BufferedReader br = new BufferedReader(new FileReader(input));
BufferedWriter bw = new BufferedWriter(new FileWriter(output));
highlight(br, bw);
bw.close();
br.close();

System.out.println("FINISH");
}

static void highlight(BufferedReader br , BufferedWriter bw ) throws IOException{
String inputResult;
A: while((inputResult = br.readLine()) != null){
String hasil = inputResult;
String inlineComment = "";
// inline comment
if(hasil.matches("(\\w|[0-9]|\\s)*//(\\w|[0-9]|\\s)*")){
String temp[] = hasil.split("//");
if(temp.length > 1){
inlineComment = "else if(temp.length == 1){
hasil = "continue A;
}
}

hasil.replaceAll("\\t", " ");

for(String s : keyword){
String regex1 = "(" + "\\b" + s + "\\b|" +"\\s*" + s + "\\s+" + ")";
String regex2 = "(" + "\\b" + s + "\\b)";
hasil = hasil.replaceAll( regex2 ,
"" + s + "");
}

bw.write( hasil + inlineComment + "\n");
}
}
}

Sunday, September 21, 2014

Kabupaten dan Kota di Indonesia yang Tidak Membuka Formasi PNS

Proyek saya minggu ini adalah mengetahui kota dan kabupaten mana saja yang tidak menyediakan formasi PNS bagi para penduduknya. Saya tidak tau bagaimana aturannya dalam mengadakan formasi PNS, silakan pembaca mencari tau sendiri. Saya hanya memberikan gambaran seberapa besar jumlah kota yang tidak menyediakan formasi PNS bagi para penduduknya.

Untuk keperluan ini ada dua hal yang saya butuhkan. Pertama adalah daftar kabupaten dan kota yang membuka formasi PNS. Daftarnya bisa dilihat melalui link berikut

https://panselnas.menpan.go.id/index.php/13-formasi/daerah/provinsi/kabkota/

Jadi di link tersebut sudah diberikan daftar semua kabupaten/kota yang menyediakan formasi PNS.

Selanjutnya saya mencari data resmi mengenai daftar kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Dan dengan mencari di google saya dapatkan berupa dokument pdf yang saya download dan saya upload kembali di link berikut

https://docs.google.com/file/d/0B1irLqfPwjq0VzQyYWRyUmZzSXM/edit?usp=sharing

Untuk memparsing data pada tabel html sudah saya contohkan pada posting sebelumnya. Sementara untuk memparsing data pada tabel pdf itu tidak begitu mudah. Karena ketika pdf diekstrak ke dalam “human readable format,” informasi yang berkaitan dengan sebuah tabel sudah tidak tersedia (berbeda halnya dengan file html). Jadi saya putuskan untuk menggunakan tool yang banyak tersedia secara online. Dan hasilnya sudah dalam file html yang bisa dilihat di

https://drive.google.com/file/d/0B1irLqfPwjq0dUNGQm5ueE94aFU/edit?usp=sharing

Selanjutnya saya melakukan iterasi untuk membandingkan kedua data tersebut yang memberikan hasil daftar kota dan kabupaten yang tidak menyediakan formasi PNS yakni


daftar kabupaten/kota yang tidak mengadakan formasi PNS:

1. Kabupaten Aceh Barat
2. Kabupaten Aceh Tengah
3. Kabupaten Aceh Utara
4. Kabupaten Aceh Jaya
5. Kabupaten Gayo Lues
6. Kota Banda Aceh
7. Kota Sabang
8. Kota Lhokseumawe
9. Kota Langsa
10. Kota Subulussalam
11. Kabupaten Asahan
12. Kabupaten Labuhan Batu
13. Kabupaten Langkat
14. Kabupaten Tapanuli Selatan
15. Kabupaten Pakpak Bharat
16. Kabupaten Batu Bara
17. Kabupaten Padang Lawas Utara
18. Kabupaten Padang Lawas
19. Kabupaten Labuhanbatu Selatan
20. Kota Medan
21. Kota Pematang Siantar
22. Kota Tanjung Balai
23. Kota Padang Sidempuan
24. Kota Gunungsitoli
25. Kabupaten Lima Puluh Kota
26. Kabupaten Kepulauan Mentawai
27. Kabupaten Solok Selatan
28. Kota Padangpanjang
29. Kota Bukittinggi
30. Kabupaten Batang Hari
31. Kabupaten Merangin
32. Kabupaten Kerinci
33. Kabupaten Muaro Jambi
34. Kabupaten Tanjung Jabung Timur
35. Kota Jambi
36. Kabupaten Kampar
37. Kabupaten Rokan Hulu
38. Kabupaten Kepulauan Meranti
39. Kabupaten Karimun
40. Kabupaten Natuna
41. Kabupaten Kepulauan Anambas
42. Kota Tanjung Pinang
43. Kabupaten Muko-Muko
44. Kota Bengkulu
45. Kabupaten Lahat
46. Kabupaten Musi Banyuasin
47. Kabupaten Banyuasin
48. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
49. Kota Palembang
50. Kota Prabumulih
51. Kabupaten Lampung Tengah
52. Kabupaten Lampung Barat
53. Kabupaten Lampung Timur
54. Kabupaten Way Kanan
55. Kabupaten Tulang Bawang Barat
56. Kabupaten Lampung Barat
57. Kota Bandar Lampung
58. Kabupaten Lebak
59. Kabupaten Pandeglang
60. Kota AdministratifJakarta Barat
61. Kota Administratif Jakarta Pusat
62. Kota Administratif Jakarta Utara
63. Kota Administratif Jakarta Timur
64. Kota Administratif Jakarta Selatan
65. Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
66. Kabupaten Ciamis
67. Kabupaten Cianjur
68. Kabupaten Cirebon
69. Kabupaten Kuningan
70. Kabupaten Sukabumi
71. Kabupaten Sumedang
72. Kabupaten Purwakarta
73. Kabupaten Subang
74. Kabupaten Bandung Barat
75. Kota Cirebon
76. Kota Sukabumi
77. Kabupaten Karanganyar
78. Kabupaten Kudus
79. Kabupaten Purworejo
80. Kabupaten Rembang
81. Kabupaten Sukoharjo
82. Kabupaten Wonosobo
83. Kabupaten Bantul
84. Kabupaten Gresik
85. Kabupaten Jember
86. Kabupaten Lumajang
87. Kabupaten Nganjuk
88. Kabupaten Ngawi
89. Kabupaten Pacitan
90. Kabupaten Probolinggo
91. Kota Probolinggo
92. Kota Batu
93. Kabupaten Badung
94. Kota Denpasar
95. Kabupaten Lembata
96. Kabupaten Kapuas
97. Kabupaten Lamandau
98. Kota Palangkaraya
99. Kabupaten Paser
100. Kabupaten Kutai Barat
101. Kabupaten Tana Tidung
102. Kabupaten Minahasa
103. Kabupaten Minahasa Utara
104. Kabupaten Minahasa Tenggara
105. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
106. Kabupaten Bolaang MongondowTimur
107. Kota Bitung
108. Kabupaten Boalemo
109. Kabupaten Donggala
110. Kabupaten Poso
111. Kabupaten Toli-Toli
112. Kabupaten Morowali
113. Kabupaten Parigi Moutong
114. Kabupaten Sigi
115. Kabupaten Morowali Utara
116. Kabupaten Bone
117. Kabupaten Jeneponto
118. Kabupaten Luwu
119. Kabupaten Pangkajene Kepulauan
120. Kabupaten KepulauanSelayar
121. Kabupaten Luwu Utara
122. Kota Pare-Pare
123. Kabupaten Bombana
124. Kabupaten Buton
125. Kabupaten Kolaka
126. Kabupaten Kolaka Utara
127. Kabupaten Konawe Utara
128. Kota Bau-Bau
129. Kabupaten Maluku Tengah
130. Kabupaten Pulau Taliabu
131. Kota Tidore
132. Kabupaten Fak-Fak
133. Kabupaten Manokwari
134. Kabupaten Sorong
135. Kabupaten Teluk Wondama
136. Kabupaten Kaimana
137. Kabupaten Raja Ampat
138. Kabupaten Sorong Selatan
139. Kabupaten Teluk Bintuni
140. Kabupaten Tambrauw
141. Kabupaten Maybrat
142. Kabupaten Manokwari Selatan
143. Kabupaten Pegunungan Arfak
144. Kota Sorong
145. Kabupaten Biak Numfor
146. Kabupaten Jayapura
147. Kabupaten Jayawijaya
148. Kabupaten Merauke
149. Kabupaten Nabire
150. Kabupaten Mimika
151. Kabupaten Paniai
152. Kabupaten Puncak Jaya
153. Kabupaten Asmat
154. Kabupaten Boven Digoel
155. Kabupaten Keerom
156. Kabupaten Sarmi
157. Kabupaten Mappi
158. Kabupaten Pegunungan Bintang
159. Kabupaten Tolikara
160. Kabupaten Waropen
161. Kabupaten Yahukimo
162. Kabupaten Supiori
163. Kabupaten Mamberamo Raya
164. Kabupaten Mamberamo Tengah
165. Kabupaten Yalimo
166. Kabupaten Lanny Jaya
167. Kabupaten Nduga
168. Kabupaten Puncak
169. Kabupaten Dogiyai
170. Kabupaten Intan Jaya
171. Kabupaten Deiyai
172. Kota Jayapura

Sementara kode java yang saya gunakan untuk mengeceknya adalah:


import java.io.BufferedWriter;
import java.io.File;
import java.io.FileWriter;
import java.io.IOException;
import org.jsoup.Jsoup;
import org.jsoup.nodes.Document;
import org.jsoup.nodes.Element;
import org.jsoup.select.Elements;

public class KabkotPNS {

static final String basedir = (System.getProperty("user.dir") + "/data/" ).replace("\\", "/");

static String fileLogger = basedir+ "kabkot.txt";

static String regexAllkota = "^[0-9]+\\.?(\\s|\\t)+(Kabupaten|Kota).*";

public static void main(String[] args) throws IOException{

FileWriter file_writer = new FileWriter(new File(fileLogger));

BufferedWriter bufferedWriter = new BufferedWriter(file_writer);

bufferedWriter.write("Daftar Seluruh kota dan kabupaten di Indonesia:\n\n");

File fileAllKota = new File(basedir+ "daftar_kabupaten_dan_kota_di_indonesia_per_2013.html");

Document document=Jsoup.parse(fileAllKota, "UTF-8");

Elements rows2 = document.select("span.cls_006");

for(Element row : rows2){
String text = row.text();
if(text.matches(regexAllkota)){
bufferedWriter.write(text+ "\n");
}
}

File filekotaPns = new File(basedir+ "pns_kabupaten_kota.htm");

Document doc = Jsoup.parse(filekotaPns, "UTF-8");

Elements tables = doc.select("table.category");

Element tablepns = tables.get(0);

Elements rows = tablepns.select("tr");

bufferedWriter.write("\n\n\nDaftar kabupaten dan kota yang menyediakan PNS:\n\n");

for(Element row : rows){
Elements cols = row.select("td");
Element col = cols.get(0);
bufferedWriter.write(col.text() + "\n");
}


bufferedWriter.write("\n\n\ndaftar kabupaten/kota yang tidak mengadakan formasi PNS:\n\n");

Elements temp_list = new Elements(rows);
int iterasi = 1;
A: for(Element row : rows2){
String text = row.text();
if(text.matches(regexAllkota)){
String text1 = text.replaceAll("[0-9]+\\.?(\\s|\\t)+(Kabupaten|Kota)", "").trim();
for(Element row_row : temp_list){
Elements cols = row_row.select("td");
Element col = cols.get(0);
String text_1 = col.text();
text1 = text1.replace("-", " ").replaceAll("\\s{2,100}", " ");
text_1 = text_1.replaceAll("(KAB\\.|KOTA\\s)", "").replaceAll("\\s{2,100}", " ").trim();
if(text1.equalsIgnoreCase(text_1)){
continue A ;
}
}
bufferedWriter.write((iterasi++)+". "+text.replaceAll("[0-9]+\\.?", "").trim()+"\n");
}
}

bufferedWriter.close();

System.out.println("FINISH");
}
}


Keseluruhan file project dapat dilihat di github

https://github.com/gunungloli666/hack_pns

Thursday, September 18, 2014

Salah Paham Paradoks Kembar di Relativitas Khusus

Ada banyak kesalahpahaman yang dilakukan oleh guru-guru di Indonesia dalam menjelaskan fisika kepada siswa-siswinya. Salah satunya yang berkenaan dengan materi relativitas khusus.

Sebenarnya dulu saya juga gak begitu paham dengan teori relativitas khusus. Saya hanya terpukau dengan cerita bahwa Einstein yang menemukan bom atom. Padahal faktanya Einstein sama sekali tidak terlibat dalam proyek Manhattan: proyek yang merancang bom atom pertama. Proyek Manhattan sendiri lebih berat ke sisi eksperimen (mengenai radioaktif) ketimbang ke aspek teori.

Untuk itu dalam tulisan ini saya akan memberikan sedikit pencerahan mengenai apa sih yang menarik dari teori relativitas khusus. Kemudian kontroversi di balik relativitas khusus, yang sebenarnya secara filosofi belum sepenuhnya terselesaikan, salah satunya mengenai paradoks kembar.

Ketika kita diberikan sebuah paradoks, maka tugas kita untuk mencari resolusi dari paradoks itu. Begitu pula dengan paradoks kembar ini. Ilmuan-ilmuan sudah mencoba mencari solusi dalam mengatasi paradoks ini. Tetapi bisa dikatakan penjelasan mereka  belum memuaskan (setidaknya menurut saya). Namun kita tetap menggunakan teori relativitas khusus lantaran teori ini punya banyak kegunaan, dan diverifikasi oleh banyak eksperimen. Jadi untuk saat ini kita kesampingkan dulu aspek filosofinya, dan kita ambil aspek manfaat dari teori relativitas khusus ini.

Relativitas khusus disusun oleh Einstein untuk menjelaskan inkonsistensi dalam penjelasan mekanika klasik (mekanika Newton) berkaitan dengan gejala elektromagnetik. Kalo Anda ingin memahami teori relativitas khusus, maka ada baiknya Anda baca dulu sampe paham gagasan-gagasan penting dalam teori listrik magnet (elektromagnetik).

Penggunaan transformasi klasik (Galilean) terhadap kasus (eksperimen pikiran) magnet dan konduktor mengakibatkan gaya yang dialami partikel bermuatan pada konduktor ditinjau dari kerangka pengamatan magnet merupakan gaya  magnet. Sementara jika ditinjau dari kerangka pengamatan konduktor sendiri gaya itu semata-mata adalah gaya elektrik. Nilai kedua gaya adalah sama, namun bentuk rumusannya berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan persamaan Maxwell tidak invarian (tidak sama bentuknya) jika ditransformasikan menggunakan transformasi Galilean. Sementara konsep ether sendiri juga tidak terbukti jika ditinjau dengan eksperimen pikiran yang sama. Dengan demikian perlu dirumuskan konsep-konsep baru yang memodifikasi konsep-konsep Newtonian dalam meninjau fenomena elektromagnetik. Di sinilah peran Einstein, yakni mengatasi masalah inkonsistensi tersebut. Kata paman saya, sebuah dogma haruslah konsisten agar bisa disebut sebagai kebenaran. Atau sebuah rumus haruslah tetap rumusan yang sama, tak peduli apakah kita masih di alam dunia atau sudah di alam barzakh.

Kembali ke kasus paradoks kembar.

Tidak lama berselang setelah Einstein merumuskan teori relativitas khususnya, terdapat seorang ilmuan yang mengajukan sebuah paradoks. Dalam teori relativitas khusus ditemukan adanya fenomena semisal dilasi waktu, di mana waktu (baca: tenggang antara dua kejadian)  mengalami dilasi jika diamati oleh dua pengamat yang berbeda. Misalnya dua orang kembar, si A yang diam dan si B yang bergerak relatif terhadapnya. Berdasarkan relativitas khusus, waktu di B akan melambat menurut pengamatan si A. Artinya hal-hal yang mengenai metabolisme sel, pembelahan sel, denyut jantung, kedipan mata, hembusan nafas, pada B  semuanya akan melambat jika dilihat dari A. Jadi jika Tuhan memberikan umur yang sama kepada si A dan si B, si B akan menjalaninya lebih lama ketimbang si A, walaupun kenyataannya dalam penghayatan si B itu biasa saja (sama juga dengan si A). Misalnya si B naik roket dengan kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya) ke planet X yang jaraknya sangat jauh yang memakan waktu sekian tahun cahaya, dan kemudian balik kembali ke bumi menemui si A, akan didapatinya si A tadi sudah menua.

Paradoks terjadi ketika kita membalik kasus pengamatannya. Dalam dunia fisis (yang dipahami oleh Einstein dan begitu juga hingga saat ini) tidak ada kerangka acuan yang mutlak. Jadi ketika si B bergerak relatif menurut si A, maka si A juga bergerak relatif terhadapnya menurut si B. Dengan demikian rumus dilasi waktu oleh  Einstein ini mestinya bisa dibalik yang mengakibatkan waktu di A akan melambat menurut si B (berkebalikan dengan yang disebutkan pada paragraf sebelumnya). Jadi yang menua adalah B bukan A. Terjadi inkonsistensi sehingga kita bingung mana yang dipake?

Ada beberapa penjelasan yang coba diberikan oleh ilmuan untuk membela teori relativitas khusus ini. Salah satunya adanya pengaruh akselerasi yang dilakukan oleh B sepanjang perjalanannya.  B tadinya diam kemudian mengalami percepatan menuju kecepatan cahaya. Kemudian berbalik arah. Dan selanjutnya diam kembali. Karena adannya percepatan dalam gerak si B, maka gerak si B tidak bisa dikatakan gerak yang uniform. Dengan demikian kita tidak sepenuhnya bisa menerapkan rumus dilasi waktu terhadapnya. Ada koreksi percepatan di situ, karena relativitas khusus sendiri merupakan teori untuk kasus gerak yang tidak mengalami percepatan.

Pendapat ini bisa dibantah dengan mudah. Rumusan relativitas khusus (termasuk dilasi waktu) tidak memasukkan satupun suku percepatan di dalamnya. Jadi yang kita tinjau murni adalah kasus si A dan si B sudah saling bergerak relatif dengan kecepatan konstan, bukan kasus ketika si B sedang berbalik arah atau ketika memulai perjalanan. Tidak  ada  satupun persyaratan kondisi awal atau kondisi akhir dalam rumus dilasi waktu tersebut. Kemudian juga, kita bisa asumsikan planet X yang jadi tujuan si B sangat jauh, dan perjalanannya sangat lama, sehingga pengaruh dari waktu berakselerasi tadi bisa diabaikan.

Namun ada pendapat yang lebih elegan untuk menjelaskannya. Yakni dengan meninjau beberapa kasus.

Kasus pertama adalah dengan menganggap si A dan si B tidak akan bertemu selama-lamanya. si B akan menjalankan roketnya dalam satu arah (dia tidak akan kembali ke bumi). Pada kasus ini maka yang terjadi adalah si A akan melihat waktu di B lebih lambat, demikian pula sebaliknya, si B akan melihat waktu di A lebih lambat. Dan tidak ada simultanitas pengamatan antara keduanya. Kejadian X yang terjadi pada detik ke 5  dalam kerangka acuan B akan diamati belakangan oleh kerangka acuan A (misal detik ke 6), demikian pula sebaliknya, kejadian Y yang terjadi pada detik ke 5 dalam kerangka acuan A akan diamati pada detik  ke-6 dalam kerangka acuan B (padahal sama-sama terjadi pada detik ke 5 menurut masing-masing dihitung setelah keberangkatan si B). Akan tetapi, untuk penentuan siapa yang lebih muda setelah sekian tahun perjalanan, sama sekali tidak bisa ditentukan (masih paradoks rupanya, tapi begitulah sudah rumusnya Smile ).

Kasus kedua, kita memperhitungkan ketika si B balik kembali ke bumi. Pada kasus ini, si B boleh dikatakan tidak lagi dalam kerangka acuan yang inersial. Misalnya jika kita asumsikan kerangka acuan inersial adalah kerangka acuan ketika si B berangkat. Maka pada saat si B berangkat, dia diam (stasioner) terhadap kerangka acuan tersebut. Dan A bergerak  relatif (menjauh) terhadap kerangka acuan itu. Namun ketika balik ke bumi, si  B sudah tidak stasioner lagi pada kerangka acuan tersebut. Dia bergerak menjauh. Yang mengakibatkan secara total hasil pengamatannya terhadap umur dari A akan konsisten dengan hasil pengamatan A sendiri.

Sekali lagi ini fisika, bukan filsafat. Tapi saya juga kurang paham kenapa materi relativitas khusus sudah diajarkan di SMA. Padahal itu kan akan mengakibatkan siswa-siswi kehilangan pegangan.

Saturday, September 13, 2014

Hack formasi PNS kemendikbud

Sebenarnya dalam menulis post ini saya masih penasaran bagaimana caranya nge-hack situs kemenpan biar nomor KTP saya dihapus dari databasenya (soalnya saya udah terlanjur melamar pada instansi yang salah). Atau biar lebih briliant, bagaimana caranya biar saya langsung diloloskan pada formasi PNS yang saya inginkan, misalkan jadi dosen di kampung saya. Tapi apa boleh buat, ilmu saya belum sampe ke situ.

Dalam tulisan ini saya hanya mencoba membagi pengetahuan dasar dalam bahasa pemrograman java (sekaligus menghibur diri saya bahwa saya ini juga seorang hacker), yakni mengenai teknik parsing HTML. Anda juga bisa mencari hal serupa ini di internet, tapi kebetulan ini musimnya PNS, dan kebetulan saya juga agak tertarik menjadi PNS, maka saya mengemas hal-hal dari internet tersebut ke dalam posting eksklusif ini. Ya… semoga saja tidak ada unsur ancaman di dalamnya, walaupun dalam paragraf pertama di atas terkesan ada unsur ancaman, yakni mengancam meng-hack situs pemerintah.

Saya ingin tahu berapa sih jumlah formasi dosen yang ada untuk  jurusan fisika yang tertera di ijazah saya. Nah untuk itu saya bagikan aja potongan scriptnya. Sebenarnya ini sangat mudah untuk dipahami. Dan saya yakin kalo Anda seorang programmer java, pasti akan sangat mudah memahami potongan script ini.
import java.io.BufferedWriter;
import java.io.File;
import java.io.FileWriter;
import java.io.IOException;

import org.jsoup.Jsoup;
import org.jsoup.nodes.Document;
import org.jsoup.nodes.Element;
import org.jsoup.select.Elements;

public class FormasiPNS {

 static String htmlResource = "https://panselnas.menpan.go.id/index.php/14-formasi/pusat/557-kementerian-pendidikan-dan-kebudayaan" ; 
 
 static String fileLogger  = "D:/output1.txt"; 
 
 static final String FISIKA = "Fisika"; 
 static final String TEKNIK_INFORMATIKA = "Teknik Informatika"; 
 static final String MANAJEMEN = "Manajemen"; 
 static final String MATEMATIKA = "Matematika"; 
 static final String AKUNTANSI =  "Akuntansi"; 
 static final String HUKUM = "Hukum"; 
 static final String EKONOMI  = "Ekonomi"; 
 static final String DOSEN = "Dosen"; 
 
 //spesifikasi yang dicari:
 static String jurusan = EKONOMI; 
 static String jabatan = DOSEN; 
 
 
 public static void main(String[] args) throws IOException{

  File outputLogger = new File(fileLogger); 
  
  BufferedWriter bufferedWriter = new BufferedWriter(new FileWriter(outputLogger)); 
  
  Document doc = Jsoup.connect(htmlResource).get();
  
  Elements tables = doc.select("table[id=tab_82ycpLW8N0]"); 
  
  int total = 0; 
  
  total = checkJumlahFormasiPerJurusan(bufferedWriter, tables, jabatan, jurusan);
  
  String result = "\ntotal "+ jabatan + " yang dibutuhkan untuk jurusan "+ jurusan + " adalah "+ total;
  
  bufferedWriter.write(result+"\n"); 
  
  bufferedWriter.close(); 
  
  System.out.println("FINISH"); 
  
 }
 
 
 static int checkJumlahFormasiPerJurusan (BufferedWriter writer,  Elements tables, String jabatanYangDicari, String jurusanYangDicari) throws IOException{
  int totalFormasi = 0;
  Elements hasil = tables.get(0).select("tr.tabrow");
  for(Element row : hasil){
   Elements cols = row.select("td.tabcol"); 
   String kualifikasiPendidikan = cols.get(3).text(); 
   String jabatanYangDibutuhkan = cols.get(1).text(); 
   
   // terdapat kemungkinan jurusan yang dimaksud digabungkan dalam jurusan lain sebagai kebutuhan
   boolean state = false; 
   if(kualifikasiPendidikan.contains(jurusanYangDicari) && kualifikasiPendidikan.contains("/")){
    String[] split =  kualifikasiPendidikan.split("\\/"); 
    if(split.length > 0){
     for(String s : split){
      if(s.trim().equals(jurusanYangDicari)){
       state = true; 
      }
     }
    }
   }
  
   if(jabatanYangDibutuhkan.equals(jabatanYangDicari) && 
     (kualifikasiPendidikan.equals(jurusanYangDicari) || state)){
    Integer formasi = Integer.parseInt(cols.get(5).text()); 
    totalFormasi+= formasi; 
    String penempatan = cols.get(6).text(); 
    writer.write("penempatan:\t"+penempatan + " jummlah:\t"+formasi+"\n"); 
   }
  }
  return totalFormasi; 
 }
 
}
Hasilnya ketika saya cobakan untuk menghitung berapa formasi jabatan dosen antara teknik informatika vs fisika adalah sebagai berikut:
penempatan: Fakultas ILKOM & TI, Universitas Sumatera Utara jummlah: 2
penempatan: Fakultas Tekn. Informasi, Universitas Andalas jummlah: 1
penempatan: Fak.Sains dan Teknologi, Universitas Jambi jummlah: 2
penempatan: Program Studi Teknik Informatika Fasilkom UNSRI, Universitas Sriwijaya jummlah: 3
penempatan: Fak. Teknik, Universitas Bengkulu jummlah: 2
penempatan: FT Unila, Universitas Lampung jummlah: 2
penempatan: Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman jummlah: 3
penempatan: Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro jummlah: 1
penempatan: Jurusan Informatika pada Fak. Matematika dan IPA, Universitas Sebelas Maret jummlah: 1
penempatan: Prodi S1 Sistem Informasi, Universitas Jember jummlah: 4
penempatan: FMIPA Program Studi Sistem Informasi, Universitas Tanjungpura jummlah: 3
penempatan: Prodi Teknik Informatika Fak. Teknik, Universitas Lambung Mangkurat jummlah: 2
penempatan: up. Fakultas TIKOM, Universitas Mulawarman jummlah: 2
penempatan: Fakutas Teknik, Universitas Tadulako jummlah: 3
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin jummlah: 2
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo jummlah: 3
penempatan: Fakutltas Teknik, Universitas Udayana jummlah: 1
penempatan: F. Teknik, Universitas Mataram jummlah: 4
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Pattimura jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura jummlah: 1
penempatan: FKIP, Universitas Trunojoyo Madura jummlah: 2
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Khairun Ternate jummlah: 2
penempatan: Teknik Informatika, Universitas Negeri Papua jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan jummlah: 2
penempatan: Jurusan. T. Elektronika FT, Universitas Negeri Padang jummlah: 1
penempatan: FT, Universitas Negeri Jakarta jummlah: 2
penempatan: Prodi Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta jummlah: 2
penempatan: Prodi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya jummlah: 4
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang jummlah: 1
penempatan: FATEK, Universitas Negeri Manado jummlah: 5
penempatan: Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung jummlah: 1
penempatan: Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung jummlah: 2
penempatan: Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh November jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh November jummlah: 4
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo jummlah: 2
penempatan: Prodi Televisi & Film Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknik UNMUS, Universitas Musamus Merauke jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji jummlah: 2
penempatan: Fak. Teknik, Universitas Sulawesi Barat jummlah: 3
penempatan: Teknik Informatika, Universitas Siliwangi jummlah: 4

total Dosen yang dibutuhkan untuk jurusan Teknik Informatika adalah 87
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara jummlah: 2
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Andalas jummlah: 1
penempatan: Fak.Sains dan Teknologi, Universitas Jambi jummlah: 1
penempatan: FMIPA Unila, Universitas Lampung jummlah: 2
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia jummlah: 1
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada jummlah: 1
penempatan: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangkaraya jummlah: 1
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin jummlah: 1
penempatan: Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Haluoleo jummlah: 1
penempatan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo jummlah: 1
penempatan: F. MIPA, Universitas Mataram jummlah: 2
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Pattimura jummlah: 2
penempatan: Jurusan Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa jummlah: 1
penempatan: FKIP, Universitas Trunojoyo Madura jummlah: 3
penempatan: FMIPA, Universitas Negeri Jakarta jummlah: 1
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang jummlah: 1
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya jummlah: 1
penempatan: Fak Matematika dan IPA, Universitas Negeri Malang jummlah: 2
penempatan: FMIPA, Universitas Negeri Manado jummlah: 3
penempatan: FMIPA, Universitas Negeri Makassar jummlah: 1
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung jummlah: 5
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo jummlah: 2
penempatan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMUS, Universitas Musamus Merauke jummlah: 2

total Dosen yang dibutuhkan untuk jurusan Fisika adalah 38
Ya, nampaknya tahun ini jurusan teknik informatika menyediakan lapangan pekerjaan lebih  banyak ketimbang jurusan fisika. Walaupun memang kita tidak boleh menilai dari situnya. Karena output dari sekolah teknik informatika yang lagi mencari pekerjaan juga banyak. Artinya, kalo Anda pintar menghitung, yang dihitung adalah rasio jumlah lulusan terhadap jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

Untuk beberapa jurusan lainnya hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara jummlah: 2
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Andalas jummlah: 1
penempatan: FMIPA, Universitas Riau jummlah: 1
penempatan: Fak. MIPA, Universitas Bengkulu jummlah: 1
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia jummlah: 1
penempatan: Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Diponegoro jummlah: 1
penempatan: Jurusan Matematika pada Fak. Matematika dan IPA, Universitas Sebelas Maret jummlah: 1
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada jummlah: 3
penempatan: FST, Univesitas Airlangga jummlah: 1
penempatan: Prodi S1 Matematika, Universitas Jember jummlah: 1
penempatan: FMIPA, Universitas Tanjungpura jummlah: 2
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman jummlah: 1
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Tadulako jummlah: 2
penempatan: Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Haluoleo jummlah: 1
penempatan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo jummlah: 1
penempatan: F. MIPA, Universitas Mataram jummlah: 2
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Pattimura jummlah: 3
penempatan: FMIPA, Universitas Cenderawasih jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh jummlah: 1
penempatan: FKIP, Universitas Trunojoyo Madura jummlah: 6
penempatan: Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya jummlah: 2
penempatan: Fak Matematika dan IPA, Universitas Negeri Malang jummlah: 1
penempatan: FMIPA, Universitas Negeri Manado jummlah: 2
penempatan: FMIPA, Universitas Negeri Makassar jummlah: 2
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung jummlah: 5
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh November jummlah: 2
penempatan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo jummlah: 1
penempatan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMUS, Universitas Musamus Merauke jummlah: 1
penempatan: Fak. Matematika &Ilmu Pengetahuan Alam , Universitas Sulawesi Barat jummlah: 2
penempatan: Fak. FKIP, Universitas Sulawesi Barat jummlah: 2

total Dosen yang dibutuhkan untuk jurusan Matematika adalah 53
penempatan: Fakultas Ekonomi , Universitas Syiah Kuala jummlah: 3
penempatan: FE, Universitas Riau jummlah: 1
penempatan: Fak. Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bengkulu jummlah: 2
penempatan: FE Unila, Universitas Lampung jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran jummlah: 3
penempatan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman jummlah: 3
penempatan: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada jummlah: 1
penempatan: FEB - Manajemen, Univesitas Airlangga jummlah: 2
penempatan: Prodi S1 Manajemen, Universitas Jember jummlah: 3
penempatan: Prodi S-0 Administrasi Keuangan, Universitas Jember jummlah: 1
penempatan: Prodi S-0 Manajemen Perusahaan, Universitas Jember jummlah: 1
penempatan: Prodi S2Magister Manajemen, Universitas Jember jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Tadulako jummlah: 3
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Pattimura jummlah: 1
penempatan: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Malikussaleh jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo Madura jummlah: 3
penempatan: Manajemen, Universitas Negeri Papua jummlah: 1
penempatan: Jurusan KK FT, Universitas Negeri Padang jummlah: 2
penempatan: Manajemen FE, Universitas Negeri Padang jummlah: 3
penempatan: FE, Universitas Negeri Jakarta jummlah: 2
penempatan: FE, Universitas Negeri Jakarta jummlah: 1
penempatan: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (1), Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (1), Universitas Pendidikan Indonesia jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya jummlah: 7
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang jummlah: 1
penempatan: FE, Universitas Negeri Makassar jummlah: 1
penempatan: Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung jummlah: 4
penempatan: Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung jummlah: 2
penempatan: Pasca Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh November jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Borneo Tarakan jummlah: 4
penempatan: Fakultas Ekonomi UNMUS, Universitas Musamus Merauke jummlah: 4
penempatan: Jurusan Manajemen FE, Universitas Bangka Belitung jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji jummlah: 1
penempatan: Fak. Ekonomi, Universitas Sulawesi Barat jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi UTU, Universitas Teuku Umar jummlah: 1
penempatan: Fakultas Pertanian UTU, Universitas Teuku Umar jummlah: 2

total Dosen yang dibutuhkan untuk jurusan Manajemen adalah 83
penempatan: Fakultas Ekonomi , Universitas Syiah Kuala jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara jummlah: 1
penempatan: FE, Universitas Riau jummlah: 1
penempatan: FE, Universitas Riau jummlah: 1
penempatan: Program Studi Akuntansi FE UNSRI, Universitas Sriwijaya jummlah: 4
penempatan: Fak. Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bengkulu jummlah: 2
penempatan: FE Unila, Universitas Lampung jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran jummlah: 3
penempatan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman jummlah: 2
penempatan: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro jummlah: 2
penempatan: FEB - Akuntansi, Univesitas Airlangga jummlah: 2
penempatan: FEB - Akuntansi Banyuwangi, Univesitas Airlangga jummlah: 5
penempatan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya jummlah: 3
penempatan: Prodi Diploma III Perpajakan, Universitas Jember jummlah: 2
penempatan: Prodi S-0 Akuntansi, Universitas Jember jummlah: 2
penempatan: Prodi S1 Akuntansi, Universitas Jember jummlah: 5
penempatan: Prodi S2Magister Akuntasi, Universitas Jember jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Tanjungpura jummlah: 3
penempatan: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Palangkaraya jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Mulawarman jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Tadulako jummlah: 3
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo jummlah: 3
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana jummlah: 2
penempatan: F. Ekonomi, Universitas Mataram jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Nusa Cendana jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Pattimura jummlah: 1
penempatan: Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Malikussaleh jummlah: 3
penempatan: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Khairun Ternate jummlah: 2
penempatan: Akuntansi, Universitas Negeri Papua jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan jummlah: 3
penempatan: Akuntansi FE, Universitas Negeri Padang jummlah: 1
penempatan: FE, Universitas Negeri Jakarta jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang jummlah: 3
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang jummlah: 1
penempatan: FEKON, Universitas Negeri Manado jummlah: 4
penempatan: FE, Universitas Negeri Makassar jummlah: 2
penempatan: Fak. Ekonomi dan Manajemen - Dept.Manajemen, Institut Pertanian Bogor jummlah: 1
penempatan: Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November jummlah: 1
penempatan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Borneo Tarakan jummlah: 4
penempatan: Fakultas Ekonomi UNMUS, Universitas Musamus Merauke jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji jummlah: 3
penempatan: Fak. Ekonomi, Universitas Sulawesi Barat jummlah: 2
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar Magelang jummlah: 2

total Dosen yang dibutuhkan untuk jurusan Akuntansi adalah 104
penempatan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran jummlah: 3
penempatan: Fakultas Ekonomi, Universitas Tanjungpura jummlah: 3

total Dosen yang dibutuhkan untuk jurusan Ekonomi adalah 6
penempatan: MKDU, Universitas, Universitas Tidar Magelang jummlah: 2
penempatan: MKDU, Universitas, Universitas Tidar Magelang jummlah: 2

total Dosen yang dibutuhkan untuk jurusan Hukum adalah 4

Thursday, September 11, 2014

S3 Akuntansi

Ada sebuah pepatah jaman kolonial yg yang sampe saat ini masih berlaku dan ternyata salah, bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Benar, tanpa pendidikan kita akan dengan mudah dibodohi. Kita akan sulit mengenali hal-hal abstrak yang berkaitan dengan konsep benar-salah. Kita bagaikan katak dalam tempurung yang pikirannya hanya seputar persoalan “basic instinc.” Tapi yang terjadi sebenarnya adalah pendidikan diadakan oleh “penguasa” (meminjam kata “pemindahan kekuasaan” dalam isi teks proklamasi, bukan “pemindahan kepemimpinan” atau “pergantian pemerintahan”) ditujukan untuk mensuplai tenaga-tenaga terampil yang banyak dibutuhkan di lapangan-lapangan pekerjaan.


Anehnya, akhir-akhir ini entah kenapa penguasa yang dimaksud pada teks proklamasi itu telah begitu ketagihannya memperbanyak bangku-bangku “pendidikan” (baca: bangku sekolah, ingat pendidikan wajib itu hanya 9 tahun) tanpa memikirkan apa nanti yang terjadi ketika manusia-manusia yang disekolahkan itu pasca selesai dari persekolahannya. Terlalu banyak sekolah dan terlalu sedikit lapangan pekerjaan. Orang-orang masuk sekolah dengan tujuan setelah selesai dari sekolahnya mereka akan menjadi orang kantoran. Mereka meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya mereka kerjakan: bertani, bercocok tanam, mengukir, menyulam, memukat, memancing ikan, dan hal hal lainnya yang menjadi penyumbang pendapatan negara di luar sektor migas, lantaran pemerintah secara tidak sadar merusak mindset mereka dengan doktrin tidak langsung bahwa dengan sekolah manusia bisa cerdas. Karena sudah cerdas maka mereka sudah tidak pantas lagi mengerjakan pekerjaan orang-orang rendahan. Seperti kata seorang mantan presiden kita, B. J. Habibie yang katanya ingin menkonversi NKRI yang berbasis agraris ini menjadi negara industri. Saya mulai paham kenapa beliau berkata seperti itu. Orang-orang yang berlatar belakang fisika cenderung menilai segala sesuatunya berdasarkan konsep fisika. Orang-orang yang berlatar belakang insinyur ingin semua kurikulum diganti dengan hal-hal yang menunjang profesi keinsinyuran (agama dihapus, pendidikan Pancasila dihapus, dll dan hanya ada tutorial autoCAD). Orang-orang yang tadinya jualan meubel, ingin semua penduduk jadi pengrajin meubel, dan untuk itu harus dibuat subsidi bagi pengrajin meubel, padahal dia lupa dalam teori ekonomi, tingginya penawaran akan mengakibatkan harga barang menurun. Banyaknya handphone di pasaran, mengakibatkan harga handphone lebih rendah dari harga celana dalam, begitu juga dengan meubel tadi. Jadi perkataan pak Habibie itu tentu saja bisa kita sanggah. Sudah ada RRC yang jadi negara industrialis, sudah ada amerika yang jualan senjata. Kalo semua ikut-ikutan jualan senjata, maka yang beli senjata siapa. Singapura itu bisa kaya lantaran ada Indonesia yang jadi daerah pemasaran terdekatnya, di samping ukuran negara nya juga tidak begitu luas.

Semua orang-orang ingin jadi pengusaha lantaran terobsesi dengan biografi para pengusaha yang sukses, padahal nyatanya dalam piramida ekonomi, pengusaha itu berada pada puncak piramida. Mereka bisa punya banyak uang, tapi tidak boleh terlalu banyak orang-orang yang sejenis dengan mereka. Kalo Anda ingin jadi seorang pemilik bank swasta, maka Anda harus membuka jaringan bank di berbagai daerah. Nasabahnya tentu saja adalah para pengusaha yang lain. Mungkin penjual kain, penjual beras, penjual emas, atau penjual-penjual lainnya, tapi gak mungkin nasabahnya pemilik bank swasta juga. Penjual kain juga demikian. Walaupun Jusuf Kalla bisa kaya lantaran merintis karirnya dari berjualan kain, tidak lantas kita semua harus berjualan kain. Karena tidak mungkin kita berjualan kain pada penjual kain juga. Harus ada yang bertani, harus ada yang jadi nelayan. Dan nyatanya 80 persen penduduk Indonesia adalah petani dan nelayan. Indonesia bisa colaps kalo semua orang ingin membuka bank swasta. Saya ketika membaca biografi orang-orang seperti itu, pelajaran yang saya dapatkan adalah bukan lantaran bagaimana bisa kaya dengan berjualan kain atau membuka bank swasta, tetapi bahwa dalam hidup ini, agar bisa tetap hidup, kita harus bekerja, mencari uang, apapun pekerjaan kita.

Kembali ke persoalan sekolah tadi. Saya tidak sepakat bahwa pendidikan sampe perguruan tinggi adalah hak semua anak bangsa. Alasannya adalah pendidikan sampe perguruan tinggi itu sudah cukup elit di samping cukup mahal. Mahal dari segi biaya dan juga waktu. Bayangkan, kita kuliah sampe 5 tahun. Andaikan waktu 5 tahun kita gunakan untuk menjadi pengusaha dengan giat, sudah berapa keuntungan yang kita peroleh. Atau kalo kita jadi petani tentu sudah sangat banyak pohon-pohon berbuah yang kita tanam. Jika pemerintah berdalil bahwa semua orang berhak untuk jadi cerdas, lantas pertanyaan saya yang harus dijawab pemerintah adalah, kenapa tidak ada S3 akuntansi, kenapa tidak ada S3 kebidanan, kenapa tidak ada S3 penerbangan, kenapa tidak ada S3 pelayaran, dll bidang yang sama sekali tidak ada S3 nya. Ya, tanpa menunggu pemerintah menjawab, kita tentu sudah tahu jawabannya. Ngapain ngeluarin bayi lewat vagina mesti di S3-kan, ngapain nerbangin pesawat pake di S3-kan, ngapain ngitung debit-kredit mesti di S3-kan. Jadi pendidikan-pendidikan tinggi itu sama sekali tidak kita butuhkan. Untuk bisa cerdas, dan mengenal konsep benar salah, pendidikan SMA saya kira sudah cukup. Kita tidak perlu meniru Singapura yang memberi syarat semua warga negara adalah S1. Karena di Singapura semua lapangan pekerjaan memang mensyaratkan keterampilan S1, beda dengan Indonesia. Jadi ini sama sekali bukan mengenai persoalan siapa menaruh standar pendidikan paling tinggi, tetapi soal kebutuhan ekonomi. Kalo Anda ingin tahu seberapa kuat motif ekonomi dalam sejarah NKRI ini, saya sodorkan sebuah fakta sejarah. Anda tahu kenapa Amerika membisiki Soekarno agar menolak konsep R.I.S yang dicanangkan Belanda, itu lantaran dalam pembagian wilayah dalam konsep R.I.S itu, semua blok-blok minyak di Sumatra dikuasai oleh Belanda. Belanda udah tahu bagaimana mengolah minyak. Indonesia belum tahu. Jadi Amerika menyingkirkan Belanda dalam pengolahan minyak di Indonesia. Bahasa keren nya, Indonesia beralih dari penjajahan kasar (Hard Imperialism) menjadi penjajahan secara halus (Soft Imperialism).

Kalo dulu zaman kolonial, VOC melakukan tebang paksa ribuah pohon cengkeh di pulau Maluku, lantaran banyaknya stok cengkeh mengakibatkan harga cengkeh di pasaran dunia menurun yang mana merugikan, lantaran ongkos pengiriman cengkeh per-kilo melaui kapal-kapal tidak bisa tertutupi dengan harga penjualan. Bisakah penguasa saat ini menutup paksa sekolah-sekolah (baca: universitas) yang sama sekali tidak dibutuhkan tersebut. Mengingat banyaknya sekolah, mengakibatkan harga jual alumni sekolah menjadi turun. Dan terjadi inefisiensi yang mengakibatkan kerugian, lantaran “biaya produksi 1 alumni” itu sangat besar dan tidak bisa ditutupi oleh resultan gaji yang mereka dapatkan setelah menempuh dunia pekerjaan.

Pemerintah bisa menempuh cara lain, yakni dengan membatasi jumlah tampungan per tahun dari sekolah-sekolah tersebut, seperti yang sudah dilakukan selama ini. Mirip lah dengan formasi PNS yang hanya menyediakan sekian orang dalam formasinya. Apa salahnya pemerintah melakukan hal yang sama pada ranah pendidikan (sesuatu yang urgensinya lebih rendah ketimbang memperoleh pekerjaan). Tapi sudah terlalu banyak sekolah dan implementasi di lapangan bisa ribet (walaupun bisa kalo dipikirkan secara serius). Atau bisa juga pemerintah melakukan second fundamental doctrine (setelah Pancasila) yakni dengan memberi penekanan kewirausahaan pada peserta persekolahan. Bahwa kita sekolah bukan semata untuk mencari pekerjaan. Kita sekolah untuk menjadi pintar. Agar maju dalam IPTEK, agar bisa merubah tanah menjadi emas, gurun menjadi perkebunan (seperti di Israel), dll idealisasi. Walaupun kenyataannya ini sama sekali sulit dimengerti oleh orang-orang Indonesia (seperti hal nya tidak semua orang bisa memahami hakikat Pancasila). Orang-orang Indonesia (pada umumnya) sepertinya sudah termakan doktrin primordial bahwa kita disekolahkan agar menjadi orang kantoran, “terangkat”, menjadi orang besar, dll. Jadi satu-satunya cara yang paling realistis yang bisa ditempuh oleh pemerintah/penguasa adalah menutup sekolah-sekolah yang tidak dibutuhkan tersebut. Bukankah sekolah pilot saja sudah dibatas-batasi oleh pemerintah. Apa salahnya sekolah-sekolah lainnya juga.